Berdasarkan keterangan Wall Street Journal, Kaspersky Lab dituduh menjadi kaki tangan dari badan intelijen Rusia dan dikhawatirkan melakukan tindak spionase. Hal inilah yang menjadi alasan kuat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mencekal dan tidak memperbolehkan memakai software besutan firma asal Rusia tersebut di amerika serikat.
Meskipun begitu, Kaspersky Lab tetap mendapatkan hak untuk melakukan gugatan hukum dan menuntut pembatalan pencekalan dari pemerintah AS. Sayangnya, Hakim pemerintahan Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menolak perkara gugatan hukum dari firma keamanan siber Kaspersky Lab. Dengan begitu, tidak ada jalan lain bagi Kaspersky Lab kecuali harus banding atau keluar dari negara adidaya tersebut.
Dilansir dari kutipan pernyataan Colleen Kollar-Kotelly, Hakim Distrik AS dalam putusannya, kebijakan yang diambil tidak melawan konstitusi meskipun aksi defensif ini memiliki konsekuensi merugikan bagi pihak ketiga. Keputusan ini juga diperkuat dengan adanya laporan sejumlah hacker yang dicurigai memakai software antivirus Kaspersky Lab untuk menarget National Security Agency (Badan Keamanan Nasional, NSA), dan mencuri rincian cara AS melakukan penetrasi pada jaringan komputer asing.
Kaspersky Lab Membantah Tuduhan Aksi Spionase
Meskipun kecewa karena gugatan hukum ditolak oleh hakim, pihak perusahaan Kaspersky Lab berjanji akan melakukan banding. Kaspersky Lab juga telah membantah tuduhan aksi spionase, mereka tetap memandang aksi-aksi ini adalah hasil dari proses legislatif dan agensi yang tidak konstitusional, dan mengincar perusahaan tanpa adanya temuan berarti.
Citra Internasional Kaspersky Lab Kena Dampak
Nah ini masalah selanjutnya, jika Kaspersky Lab benar-benar keluar dari Amerika Serikat tidak menjamin citra internasional Kaspersky Lab tetap baik di mata dunia dan global. Turunnya kepercayaan AS terhadap perusahaan ini membuat negara-negara Eropa jadi ikut waswas terhadap produk Kaspersky Lab. Untuk saat ini hanya Britania Raya dan Belanda yang menerbitkan rekomendasi pada departemen-departemen pemerintahan mereka agar menghindari pemakaian software antivirus milik Kaspersky Lab. Sementara, intelijen Rusia sudah memiliki reputasi yang kurang menghormati privasi dan data, seperti yang terjadi pada kasus Telegram.
Akan Hijrah ke Swiss
Perusahaan Kaspersky Lab sudah menyiapkan dana senilai US$ 12 juta (Rp 167 miliar) untuk merelokasi badan pengoperasian vital Kaspersky Lab ke Swiss yang terkenal akan netralitasnya dalam hukum dunia. Meskipun hal ini dilakukan untuk menghadapi berbagai tudingan di AS dan Britania, langkah Kaspersky ini dinilai kalangan keamanan siber sebagai sia-sia, sebab pemerintahan Rusia pasti akan tetap campur tangan. Lalu bagaimana nasib Kaspersky? Tunggu info selanjutnya!
- https://pctechmag.com
- https://teknosaurus.com
- https://abcnews.go.com
- https://mises.org
